Kamis (12/09/2024) lalu, bertempat di desa Srimenanti Kecamatan Bandar Sribawono, dilaksanakan Temu Lapang Pembudidaya Ikan oleh Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Sungai Gelam Jambi. Kegiatan ini diikuti penyuluh perikanan wilayah binaan Bandar Sribhawono, Labuhan Ratu dan Labuhan Maringgai, serta para pembudidaya ikan dari ketiga kecamatan tersebut. Dari kecamatan Bandar Sribhawono 2 pokdakan, Labuhan Ratu 1 pokdakan dan Labuhan Maringgai 1 pokdakan. Pokdakan yang hadir dalam kegiatan temu lapang adalah pokdakan yang mendapat bantuan Biofok dari Kementrian Kelautan dan Perikanan melalui UPT BPBAT Sungai Gelam Jambi.
Budidaya ikan Bioflok adalah sistem budidaya ikan dengan memanfaatkan bakteri probiotik untuk mengolah sisa makanan dan kotoran dalam media budidaya untuk menjadi makanan kembali bagi ikan. Bioflok merupakan kumpulan dari berbagai organisme seperti algae, bakteri, jamur, protozoa dan cacing yang menyatu dengan detritus. Teknologi bioflok menggunakan prinsip kerja sebagai berikut : Mengurai bahan organic; Mendaur limbah amonia-nitogen (racun) menjadi protein sel; Limbah bahan organik diaduk dan diaerasi, untuk meransang pertumbuhan mikroba; Mikroba menempel pada bahan organic untuk mengurai bahan organic; menggunakan karbon organik sbg sumber energy; Menyerap mineral termasuk amonia dari lingkungan dan disintesis menjadi protein sel; Air media menjadi lebih baik kualitasnya dan bioflok dapat dimanfaatkan sbg pakan alternatif.
Dengan demikian bioflok dapat berfungsi sebagai : Pengurai limbah organic; Penyerap racun (sebagai filter); Penekan bakteri negative (merugikan); Sebagai makanan ikan alternative; Meningkatkan sistem pertahanan (imunitas) ikan.Persyaratan budidaya bioflok antara lain : Cukup bahan organic (budidaya tanpa/sedikit ganti air); Pengadukan (limbah organik harus selalu teraduk, tidak boleh mengendap); Aerasi (proses perombakan bahan organik dan daur ulang amonia memerlukan oksigen yang cukup); C/N ratio (bakteri heterotrof akan menggunakan N-anorganik (ammonia) bila C/N ratio sesuai yaitu lebih dari 10 (ideal 15)); Mikroba pembentuk Flok (untuk membentuk flok perlu starter bakteri pembentuk flok, seperti Bacillus subtilis, Bacillus lycheniformis); Karbohidrat (karbohidrat (karbon organik) diperlukan sebagai sumber energi dan bahan pembentuk biopolymer); Suhu (suhu diatas 25 - 32 oC. Semakin tinggi suhu semakin cepat pembentukan flok); pH dan ion (pH berkisar 7 – 8,3; kalsium dan magnesium serta garam dapat membantu pembentukan flok).
Dalam kegiatan temu lapang ini, para pembudidaya mendapat pelatihan tentang penyiapan media budiadaya bioflok, penanganan ikan yang sakit dan pembuatan probiotik. Langkah pembuatan probiotik adalah sebagai berikut : menyiapkan air bersih sebanyak 19 liter dan dituang ke dalam gallon; merebus molase selama 5 menit; mengupas 9 buah pisang dan 0,5 buah nanas hingga bersih kemudian disisihkan; memisahkan kuning telur dari putih telurnya sebanyak 5 butir kemudian disisihkan; menghaluskan Pisang, Nanas, Vitamin C, Vitamin B, Ragi tape, Ragi roti, Ragi tempe, ditambah sedikit air dengan blender kemudian dimasukkan kedalam bak/wadah; mencampurkan molase (Perbanyakan Probiotik Pakan)/gula pasir (Perbanyakan Probiotik Air), Biolacto (perbanyakan Probiotik Pakan), quicpro (perbanyakan Probiotik Air) yakult, kuning telur ke dalam bahan-bahan yang sudah dihaluskan tersebut kemudian diaduk hingga merata, kemudian masukan kedalam drum; menutup rapat galon berisi bahan-bahan tersebut dan memastikan tidak ada udara yang masuk agar terfermentasi dengan baik; untuk perbanyakan probiotik air memerlukan aerasi yang berfungsi untuk mengaduk dan memberikan oksigen agar bakteri yang ditambahkan dapat berkembang dengan baik; mendiamkan selama kurang lebih 3-7 hari sampai air berbau seperti aroma tape dan siap digunakan dengan ciri-ciri air berwarna kecoklatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar